Jadilah Wanita “Binangkit”

“Pekerjaan petani selalu lebih diidentikkan dengan sosok laki-laki. Benarkah demikian? Padahal banyak perempuan yang berjuang di bidang pangan. kanan kanan Euis salah satunya.”

Ya, Euis lahir di Subang, 22 Februari 1970. Ia adalah sosok perempuan yang gigih dalam bekerja, demi memenuhi kebutuhan rumah tangganya sehari-hari. Dia menjadi tulang punggung keluarga untuk membiayai seorang suami dan 2 anak perempuan. Euis berprofesi sebagai seorang petani di sebuah desa Tigaherang yang terletak di Kecamatan Rajadesa, Kabupaten Ciamis.

Berbagai jalan terjal penuh duri dan perih, halangan serta rintangan pun dihadapinya dengan sabar dan penuh ketulusan. Darah dan nanah yang menjalar kesekujur kaki yang tidak pernah ia hiraukan. Dan air keringat bercucuran setiap hari membanting tulang sendirian hanya demi sesuap nasi dan demi kebahagiaan kedua buah hati tercinta.

Berprofesi sebagai seorang petani adalah pekerjaan yang selalu menghiasi hari- hari dari sosok perempuan ini. Meski, mungkin bertani adalah profesi yang dianggap sebelah mata untuk sebagian orang. Bahkan, mungkin seseorang akan merasa tercoreng arang mukanya jika dirinya berada pada profesi tersebut.

Pasrah keadaan
Seorang Pria yang bernama Mahmudin lahir di Ciamis, 21 Januari 1964 adalah suami dari Euis Nurcahyati. Dalam kehidupannya, kondisi fisik yang tidak memungkinkan untuk seorang Mahmudin berdiri dan berpijak melangkahkan kedua kakinya untuk mencari nafkah, demi membantu seorang istri dan membiayai kuliah anaknya. Tepat didalam ruangan yang dilapisi oleh dinding, tetapi bukan dinding tembok yang kokoh dan kuat terbuat dari bahan bata, melainkan dinding (bilik) terbuat dari anyaman bambu khas rumah adat sunda. Dinding inilah yang terasa
dingin sekali hingga serasa masuk dan menusuk hingga ke tulang apabila musim hujan tiba. Kehidupan sehari-hari Mahmudin di rumahnya hanya bisa berbaring tergeletak tak berdaya, semenjak kecelakaan tabrakan yang menimpanya.
Hidup yang berarti kutempuh diatas kaki yang lumpuh, “Saya bersyukur masih diberi kesempatan hidup oleh Allah SWT dan ingin menjadi manusia baik yang menerima apapun takdir saya di dunia ini, bahkan saya selalu berdoa agar istri saya selalu diberikan kesabaran menghadapi pahit manisnya hidup ini,” ujar suami Euis Nurcahyati.

Rutinitas dengan ikhlas
Sang surya mulai terbit dan memancarkan sinarnya, pagi itu pukul 05.30 Euis segera bergegas dari rumah dan memulai aktivitas sehari-hari. Hamparan sawah yang terbentang luas, seiring langkah perlahan menyusuri jalan setapak di sawah yang dipenuhi dengan tanah cokelat dan lumpur. Bukan hanya orang kota saja yang ke kantor. Petani seperti saya juga ke kantor, yakni sawah,” ucapnya dengan sedikit tawa.
 Tak lama kemudian, ia pun mulai turun ke sawah untuk menanam padi. Satu persatu ikatan yang menempel pada padi tersebut dilepaskannya dan ujung paling bawah padinya ditanam ke tanah. Tangan kanan Euis pun mulai menyentuh kening berkali-kali karena mengusap air keringat yang terus bercucuran. Rasa penasaran saya pun timbul ingin mencoba turun hingga kaki tak terlihat warna semulanya.
Ditengah terik panas sinar sang surya yang menusuk kulit hingga sampai pori-pori tidak lagi dihiraukan. Euis selalu tertawa dan selalu ikhlas dalam menjalani hidupnya. “kerja keras ini tidak ada apa-apanya jika tidak ada rahmat dan ridha dari yang kuasa, Allah yang memberikan kita hidup dan Dia-lah yang maha tahu atas apa yang kita kerjakan, dengan perjuangan yang saya lakukan saya berharap agar kedua anak saya menjadi anak yang sholehah dan berguna untuk nusa, bangsa dan agama,” tutur Euis, dengan senyum bahagia.
Ia pun berpesan dan memberi amanah “Kedah jadi istri “Binangkit” (bahasa sunda). Artinya jadi perempuan itu harus segala bisa (bekerja). Perempuan harus mandiri dan tidak tergantung kepada suami.
Kesadaran bahwa pendidikan begitu penting bagi anak-anaknya dan kewajiban menuntut ilmu menjadi penyemangat bagi Euis untuk memperjuangkan keinginan anaknya menjadi calon Dokter. Tak mengenal apa pekerjaan yang ia lakoni dan tak perduli berapa besar biaya yang dikeluarkan untuk membiayai sekolah anaknya.

Komentar

Postingan Populer